Drama Jual Beli Mobil Alphard Berujung Penyekapan di Tangsel, Begini Kronologinya

(tvtogel) Kisah jual beli mobil di Tangerang Selatan (Tangsel) ini berubah jadi drama menegangkan. Polisi baru saja mengungkap duduk perkara dari kasus jual-beli mobil Alphard yang berujung penyekapan dan penyiksaan di wilayah Pondok Aren.

Dalam kasus ini, sembilan orang sudah ditetapkan sebagai tersangka dan kini ditahan oleh tim penyidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya.


💸 Awal Mula: Over Kredit yang Berujung Masalah

Menurut Kanit 3 Subdit Resmob, Kompol Kadek Dwi, semua berawal dari A, si pemilik Alphard, yang melakukan over kredit mobilnya ke N. Total nilai transaksi mencapai Rp470 juta, tapi baru Rp75 juta yang dibayar. Artinya, masih ada utang sekitar Rp400 juta.

Masalah muncul ketika N tidak melanjutkan pembayaran dan malah menjual mobil tersebut ke orang lain.

“Jadi si N ini enggak memenuhi kewajibannya, malah jual lagi ke orang lain,” jelas Dwi, Sabtu (18/10/2025).


😱 Disekap Tiga Minggu

Gara-gara masalah itu, A murka. N pun disekap hampir tiga minggu oleh A untuk diinterogasi soal keberadaan mobil. Akhirnya, N mengaku kalau mobil Alphard itu sudah dijual lagi ke seseorang bernama Indra, dan mereka sepakat untuk bertemu di Jagakarsa.

Tapi ternyata, Indra juga menjual mobil itu lagi ke pembeli lain yang sampai sekarang masih dicari polisi. Indra sendiri mengaku sudah membayar N sebesar Rp49 juta, tapi mobilnya lenyap.

“Mobilnya sampai sekarang belum ketemu. Dijual lagi ke orang lain,” kata Dwi.


🏠 Rumah Kosong Jadi Tempat Sekap

Kasus makin rumit karena setelah tahu Indra menjual mobilnya lagi, A dan N kemudian menyekap Indra dan tiga orang lainnya buat cari tahu di mana mobil itu berada.

Rumah tempat penyekapan ternyata milik seseorang berinisial MA, yang tidak tahu-menahu soal kasusnya, tapi tetap dijadikan tersangka karena rumahnya digunakan untuk memfasilitasi penyekapan.

“Dia cuma minjemin rumah, enggak tahu masalahnya, tapi tetap kami jadikan tersangka karena ikut memfasilitasi,” jelas Dwi.


🎥 Ada yang Cuma Rekam Video, Tapi Tetap Jadi Tersangka

Selain A, N, dan MA, beberapa tersangka lain ternyata hanya diminta merekam video penyekapan. Mereka juga mengaku enggak tahu akar masalahnya. Tapi karena ikut berperan, polisi tetap harus menjerat mereka sebagai tersangka.

“Bukan komplotan. Ada yang cuma baru kenal karena urusan bisnis. Tapi karena terlibat, ya tetap kami proses,” ujar Dwi.


Kasus ini jadi contoh nyata bagaimana urusan over kredit bisa jadi rumit banget kalau tanpa kejelasan dan perjanjian yang kuat. Sekarang, polisi masih terus menyelidiki keberadaan mobil Alphard yang hilang dan memastikan semua pihak yang terlibat mendapat proses hukum yang adil.